Menunggu Keajaiban


Aku baru dua kali ketemu dia : 2010 dan 2012. G pakai acara ngobrol Cuma melihat dia dari jauh. Ingat ya dari jauh. Tapi anehnya rasa itu kok bisa seperti ini ya. Aku baru dua kali melihat itu pun tidak jelas dan sekejap. Cuma iimajinasiku saja yang membuatnya jelas tapi belum tentu betul. Heran juga! Kenapa bisa jatuh cinta sama orang yang belum pernah kita ajak bicara, belum pernah kita temui secara dekat. Jatuh cinta sama apanya coba. Tampangnya? Aku sich sadar betul aku tuch kaya apa. Jadi tentu bukan itu lagian aku juga G jelas lihat mukanya. Cuma di foto. Apalah artinya foto. Katanya sich OKE. Kepribadiannya? Aku Cuma melihat dia, tidak mengobrol Cuma kenal di FB jadi G bakalan tahu sifatnya seperti apa. Katanya sich baik. Pintar? Nah mungkin ini. Secara aku tahu tentang diri aku yang selalu suka dengan berbau-bau otak. Sampai saat ini aku belum tahu secara jelas apa alasannya. Hanya satu yang aku yakin. Pintar.


Kalau dilihat-lihat secara fakta dari info-info yang ada kayanya kita itu bagai bumi dan langit. Ibarat pungguk dan bulan. Ibarat 1 dan 10. Jauh. Kita tinggal di tempat yang berbeda dan jauh. Tidak ada jalan, moment, akses untuk ketemu. Tidak ada hal penting untuk dibicarakan. Tidak ada logika atau hukum alam yang bisa membuat kita ketemu dan bicara. Aku di kota kecil dia di kota yang ramai. Aku hanya hafal surah sedang dia juz. Kita tuh seperti berada di ujung jalan. Dia di utara dan aku di selatan. Kalau mau bertemu tu pasti butuh waktu yang lama banget. Apalagi kalau yang bergerak tu Cuma satu pihak doang. Pasti lama banget. Kalau dua-duanya bergerak itu lebih gampang.

Intinya kita berbeda. Dan G ada yang nyatuin. Aku sadar itu. Tapi kenapa aku masih menikmati mimpi aku. Imajinasi aku. Harapan aku. Dan ku letakkan ia disana. Melihat kenyataan yang ada dan supaya aku selamat dari mimpi itu sebenarnya yang harus ku lakukan adalah bangun, terjaga, sadar bahwa semuanya itu Immposible. bagaimana coba kalau org G prnah lihat kita trus pas lihat tu ada ribuan perbedaan. gimana jalannya cinta datang.

Tapi ada satu hal yang masih ku percayai dan  ku yakini. Satu yang mampu menembus kekuatan, perbedaan, jarak, apapun itu. Karena satu itulah aku masih meletakkannya disana. Di mimpiku. Bukan karna aku percaya bahwa bunga tidak mekar dalam semalam, kota Roma tidak di bangun dalam sehari, Lampu yang dihasilkan Edison tidak dengan satu kali percobaan, Indonesia merdeka tidak dengan satu kali peperangan. Bukan. Bukan karna itu.

Kamu percaya keajaiban? 

Apakah bisa disebut keajaiban Thomas  A.E yang berhasil dengan ‘satu’ percobaan setelah gagal dengan seribu percobaan. Mungkin Thomas tidak pernah menyangka keberhasilannya.  Bahkan mungkin ia sudah terbiasa dengan kegagalannya. Tapi keajaiaban datang.
Apakah Indonesia merdeka itu keajaiban. Setelah 353,5 tahun di jajah. Mungkin rakyat Indonesia tidak pernah membayangkannya bahkan memikirkannya. Terlalu lama. Mereka sudah terbiasa dengan penjajahan bahkan sangat biasa. Tapi keajaiban itu datang. 
Apakah air yang keluar karna gesekan kaki Ismail itu keajaiban. Setelah Hajar berlalri kesana kemari.  Tidak ada logika di padang pasir ada air. Tapi keajaiban itu ada.
Apakah bisa disebut keajaiban? bila dia yang berada jauh disana, yang kastax lebih tinggi dari pada ku, dan diantara kami tidak ada satupun hukum alam yang mengatakan dia akan tertarik padaku. tiba-tiba datang menemuiku dan .......

Dan akhirnya disinilah aku. Menjalani kehidupan bersama realitas, tersadar bangun dari mimpi karna memang aku harus bangun. Mungkin suatu saat keajaiban akan menghampiriku saat aku sudah terbiasa dengan kehidupanku bahkan saat aku sudah lupa dengan Ia yang pernah ada di mimpiku.

Disinilah aku : Menunggu Keajaiban.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

dewi fortuna| chemistry of love putri dan didi bag.1

Terima Kasih :) ,,,,,,,,,, (Putri Patricia & Didi Riyadi)

Di Radio