Moment terindah katanya, dulu MTQ



Apa Moment terindah dalam hidupmu? “MTQ”
2010.
Aku duduk di barisan penonton melihat pertandingan Fahmil Quran yang di tahun-tahun sebelumnya juga ku lihat. Menurutku kali ini pesertanya banyak yang baru, entah memang baru pertama kali ikut atau di empat tahun ke belakang mereka pernah ikut dan aku yang baru melihatnya. Waktu itu aku memandang ke sekeliling penonton dan pandanganku terhenti pada tiga cowok berbaju batik merah yang berada di kursi paling belakang. Salah satu dari mereka berkacamata. Terlihat keren itu pikirku. Bertanya-tanya siapa mereka dan wakil dari mana. Beberapa menit kemudian aku melihat penampilan  mereka. Sekeren orangnya. Sangat pintar dan begitu tenang dalam menjawab. Sayangnya saat perkenalan tadi aku tidak bisa mendengar dengan jelas namanya siapa Cuma tahu ia wakil dari mana. Ku pikir sich dia bukan orang asli. Ya,,,, rasanya tidak mungkin saja kalau ada orang daerah itu yang punya  kaya ini.
Gayanya dia menjawab masih bisa ku ingat sampai sekarang. Apalagi sikap salah tingkahnya ketika soal Fathurrahman. Dia disuruh mencari dalam kitab itu surah dan ayat berapa ayat al Quran yang baru saja dibacakan. Dia terlalu lama mencari tapi sepertinya ia tidak menemukan halaman yang dimaksud. Dan diakhir waktu yang tingggal beberapa detik ia menjawab dengan tergesa-gesa bahkan sangat tergesa-gesa sambil menutup kitab Fathurrahman itu. Jawabanya benar dan juri memberinya nilai 100. Tapi tiba-tiba saja peserta dari regu C memprotes atas pemberian skor itu. Menurut mereka skor itu tidak pantas diberikan karena mereka bisa menjawab bukan karena mereka menemukan dalam kitab ayat yang dimaksud melainkan karena si juru bicara telah hafal dengan ayat itu. Secara dia salah satu hafidz di MTQ. Untuk menguji kebenaran juri meminta mereka untuk menunjukkan halaman yang memuat ayat itu. Tapi mereka tidak dapat menunjukkannya. Akhirnya nilai 100 lenyap. Sebenarnya dia bisa mendapatkan nilai itu seandainya saja dia membiarkan saja kitab itu terbuka walaupun dia tidak menemukan halamannya toh orang juga tidak tahu dan tidak akan curiga lagi pula sebelum-sebelumnya tidak ada acara pakai tunjuk-tunjukkan segala. Tapi gaya salah tingkahnya tuh G pernah aku lupain.
Di babak-babak selanjutnya keren banget. Dengan tenangnya dia merebut soal. Ya itulah keahliannya ‘tenang’ yang tidak dimiliki regu lain. Tapi takdir tuh sudah ditetapkan dan takdirnya ialah mereka yang juru bicaranya berkaca mata tidak menang dan tidak bisa masuk ke babak final. Jadi deh aku tidak bisa melihat lagi si keren untuk kedua kalinya. Tapi nilainya G jauh beda, tipis banget.
Walaupun dia kalah dalam fahmil tapi rasanya dia baru saja memenangkan hati aku (Gombal). Bagaimana tidak, malamnya saja aku dan teman-teman tuch masih membicarakan dia. Dan salah satu dari kami punya akses untuk tahu namanya dan katanya namanya itu “Muhammad …….”. nah berawal dari dua kata itu aku mencarinya. Dan akhirnya aku tahu namanya sebenarnya bukan itu. Memang dua kata tapi bukan itu.
 Aku jadi mikir ulang waktu awal pak Ar ke rumah nawarin ikut MTQ lagi padahal tuh tahun sebelumnya penampilan ku G baik-baik amat. Kenapa jadi pak Ar milih aku. Kenapa juga aku jadi mau. Trus dia juga nerima tawaran main disini. Trus Aku yang biasanya G mau nonton fahmil kenapa hari itu bisa tergerak hati untuk pergi kesana. Pas tepat di hari dia tampil. Aku jadi mikir semuanya tuh udah dirancang. Pertemuan itu. Udah dirancang sama Allah. Tapi aku G mau mikir macem-macem deh. Biasa aja. Pokoknya pada intinya MTQ 2010 tu jadi salah satu moment terindah dalam hidup aku. Kenapa jadi salah satu? Karna aku juga punya banyak moment indah lainnya bersama orang tua, keluarga juga sahabat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

dewi fortuna| chemistry of love putri dan didi bag.1

Terima Kasih :) ,,,,,,,,,, (Putri Patricia & Didi Riyadi)

Di Radio